• Apa Yang Dimaksud Smart Contract Dan Jenisnya?

    Dalam dua tahun terakhir, istilah smart contract atau kontrak pintar semakin sering kita dengar. Teknologi ini memungkinkan setiap orang menerbitkan token yang bisa digunakan untuk penggalangan dana, penawaran saham, dan bernilai tukar. Apa itu Smart Contract, dan sejak kapan digunakan ke publik? Smart contract tidak hanya memicu pelepasan dana ke publik, tetapi juga dapat memicu tindakan kompleks lainnya.

    Sistem kontrak cerdas dapat diatur untuk membangun aplikasi yang terdesentralisasi yang sudah ada di jaringan Ethereum. Smart contract yang paling banyak digunakan saat ini berbasis Ethereum untuk menerbitkan token. Token yang ada saat ini terus bertambah, tidak hanya untuk kepentingan proyek teknologi informasi, bahkan digunakan untuk pengembangan berbagai bisnis. Pedagang dan investor kripto saat ini tidak hanya fokus pada mata uang digital, tetapi juga ikut berinvestasi dari token yang dimiliki.

    Teknologi blockchain akan tampak asing bagi beberapa orang awam yang masih terbiasa dengan sistem tradisional. Pengguna baru merasa kesulitan dalam memahami apa yang dimaksu maksud blockchain dan konsep yang diusung. Token tidak terlepas dari smart contract berbasis blockchain, sehingga penggunaanya menjadi pusat perhatian bagi beberapa orang. Masyarakat dengan mudah berinvestasi dengan cara memiliki saham dari kepemilikan token.

    Pengertian Smart Contract

    Sejak kapan smart contract digunakan ke publik? Smart contract pertama kali diciptakan oleh Nick Szabo, seorang ilmuwan komputer tahun 1994. Itu sebabnya salah satu unit akun yang terdapat di Ethereum disebut Szabo. Nilai Szabo setara dengan 0,000001 ETH. Dengan cara yang sederhana, smart contract mengeksekusi sendiri sehingga token diterbitkan dalam waktu yang singkat. Smart contract terdiri dari transaksi yang dipicu oleh suatu peristiwa, seperti transaksi atau jika ketinggian blok tertentu sudah tercapai.
    Baca juga: Apa Yang Dimaksud Gas Dalam Blockchain Ethereum?
    Saat ini terdapat dua jenis kontrak cerdas, yaitu Deterministik dan Non-Deterministik. Keduanya ditentukan oleh ketersediaan kondisi yang diperlukan untuk memicu tindakan dalam smart contract. 

    Penjelasannya sebagai berikut:

    Smart contract Deterministik mendapatkan semua informasi dari blockchain yang dioperasikannya. Informasi ini bisa saja berupa transaksi tertentu, blok-tinggi, pelaksanaan kontrak lain, atau selama informasi bisa ditemukan di blockchain. Contoh yang paling umum dalam penggunaanya adalah token kripto, lotere, kepemilikan saham.
    Kontrak cerdas Non-Deterministic sangat membutuhkan informasi yang bersifat eksternal ke blockchain. Artinya ada campur tangan manusia dan faktor keberuntungan yang tidak mungkin dikerjakan komputer. Informasi bisa saja berasal dari hasil pertandingan olah raga, laporan cuaca, dan hasil pemilihan.

    Kontrak Non-Deterministic memang mengharuskan pengguna untuk mempercayai prediksi, sebuah missing link antara blockchain dan dunia nyata. Kontrak cerdas akan diberikan informasi tentang peristiwa dunia luar yang dimasukkan kedalam sistem desentralisasi. Sistem ini biasanya diterapkan di pasar prediksi ataupun pasar taruhan.
    Mengapa harus menggunakan smart contract? Tujuan dari kontrak ini yaitu untuk menghilangkan campur tangan pihak ketiga. Penerbitan kontrak cerdas sebagai rilis dana bersyarat yang hanya dimiliki oleh pihak pemegang dana. Token ini kemudian akan dirilis setelah seluruh kondisi terpenuhi.

    Baca juga: Beda Token Dan Koin Kripto Yang Sering Disalah Gunakan
    Dengan adanya kontrak cerdas, ketika kondisi terpenuhi maka transaksi diprogram secara otomatis. Sistem ini akan menghilangkan kebutuhan, kepercayaan, dan biaya yang terkait dengan mempekerjakan pihak ketiga.